Fenomena
“Pay to Win” dalam Game Online
Oleh: Muhammad Fadhil
Dewasa ini, seiring dengan
perkembangan teknologi dan semakin terhubungnya dunia dengan internet, video
game online semakin marak dimainkan oleh para gamers di seluruh dunia. Salah satu game online dengan jumlah
rata-rata pemain terbanyak setiap bulannya adalah Minecraft, dimana Minecraft
mempunyai 140 juta pemain perbulannya. sebagai sebuah perbandingan, Indonesia
memiliki 273 juta penduduk, jadi jumlah pemain Minecraft mencapai setengah dari
penduduk Indonesia. Kepopuleran game-game online merupakan pedang bermata dua,
di mana di satu sisi, game tersebut mendapatkan banyak pemain yang tentu saja
akan menambah pemasukan bagi game tersebut, dan di satu sisi, banyaknya pemain
game tersebut akan menambah biaya pemeliharaan server game supaya game tersebut
bisa menangani pemain-pemain tersebut tanpa masalah.
Salah satu cara yang biasanya
dilakukan oleh developer game adalah
menambahkan In-app purchase atau
kemampuan untuk para pemain membeli barang di dalam game tersebut dengan uang
asli. In-app purchase biasanya menyediakan kosmetik-kosmetik dalam game yang
bisa dipakai untuk mengkustomisasi dalam game. Sebagai contoh, dalam game
Valorant dan Counter Strike, in-app
purchase bisa dilakukan untuk membeli kosmetik-kosmetik untuk senjata
mereka.biasanya, kosmetik-kosmetik ini tidak memengaruhi game selain penampilan
senjatanya, namun, ada fitur in-app
purchase yang bisa membuat pemain yang membeli fitur tersebut membuatnya
lebih unggul dibandingkan pemain-pemain lainnya.
Salah satu game yang memiliki fitur
seperti ini adalah Clash of Clans, game strategi untuk handphone dimana para
pemain membangun dan mempertahankan desa dari pemain lain, berpartisipasi dalam
pertempuran untuk sumber daya, dan bekerjasama dalam klan. salah satu fitur in-app purchase dalam game ini adalah
“gems” yang digunakan untuk mempercepat pembangunan desa ataupun mempercepat
pelatihan pasukan. Meskipun gems dapat ditemukan dengan membersihkan puing-puing
di sekitar desa pemain, jumlahnya sangat terbatas. Namun, pemain dapat membeli
paket Gems yang ditawarkan toko game. Jika seorang pemain tidak mengeluarkan
uang di Clash of Clans, mereka akan memiliki waktu yang lebih sulit untuk
bersaing dengan pemain lain.
Game
lainnya adalah Star Wars Battlefront II. Game ini dikritik banyak orang ketika
rilis karena fitur ‘loot-box’ nya. Fitur ini menghasilkan material acak dan
Kartu Skill karakter. Keluhan yang disampaikan adalah sistem progres pemain
saat game masih dalam pengembangan terasa dirancang untuk mendorong pemain
membeli loot-box dengan uang sungguhan agar dapat berprogres lebih cepat.
Singkatnya: Jika kamu mengeluarkan uang lebih banyak, kemungkinan besar kamu
akan lebih unggul dibandingkan lawanmu. EA kemudian menghapus sistem loot-box
dari game ini dan EA berjanji bahwa game EA berikutnya tidak akan menyertakan
loot box.
Game pay-to-win adalah fenomena yang telah memicu banyak diskusi dan perdebatan dalam komunitas game. Lebih banyak pengembang game akan mengimplementasikan ke game mereka karena model ini telah terbukti populer dan efektif secara umum, tetapi hanya jika dilakukan dengan benar. In-app purchase dapat dilakukan sekaligus memastikan pemain dapat menikmati semua yang ditawarkan game tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Sangat penting bagi pengembang game untuk menyeimbangkan antara aspek in-app purchase dan mempertahankan lingkungan yang adil untuk berkompetisi. Jika tidak, pengembang game berisiko mengasingkan pemain, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan jumlah pemain atau penjualan game.
Daftar
Pustaka
Kim, M. (2019, Agustus 27). Star Wars Battlefront 2 Loot Box
Controversy: 'We Hit Rock Bottom," EA DICE Says. IGN Southeast Asia.
Diambil October 26, 2023, dari
https://sea.ign.com/star-wars-4/153032/news/star-wars-battlefront-2-loot-box-controversy-we-hit-rock-bottom-ea-dice-says
Sajid, H. (2023, Mei 4). The battle for balance: Pay-to-Win games and
their impact on gaming culture. Xfire. Diambil October 26, 2023, dari
https://www.xfire.com/the-battle-for-balance-pay-to-win-games-and-their-impact-on-gaming-culture/
Star
Wars Battlefront 2's Loot Box Controversy Explained. (2017, November 22). GameSpot.
Diambil Oktober 26, 2023, dari
https://www.gamespot.com/articles/star-wars-battlefront-2s-loot-box-controversy-expl/1100-6455155/
'We
Got It Wrong': EA Exec Apologizes for 'Star Wars' Loot Box Fiasco. (2018, April 17). Business
Insider. Diambil October 26, 2023, dari
https://www.businessinsider.com/star-wars-battlefront-2-ea-apologizes-for-loot-box-fiasco-2018-4
Komentar
Posting Komentar