PERJUANGAN ATLET BULUTANGKIS INDONESIA DI ASIAN GAMES 2023 TELAH USAI

 

PERJUANGAN ATLET BULUTANGKIS INDONESIA DI ASIAN GAMES 2023 TELAH USAI

Amalina Ramadhani – 5 Oktober 2023


Fajar dan Rian sedang berjuang melawan pasangan Taipei

Sumber: pbsi.id


Setelah gagal merebut medali di nomor beregu putra maupun putri kali ini Indonesia mencetak sejarah kelam karena tidak ada wakil yang memasuki semifinal. Setelah lima tahun lalu pada Asian Games 2018 di Jakarta,  Indonesia mendapatkan medali hampir di setiap kategorinya, pada Asian Games kali ini tidak ada satu wakil pun yang berhasil lolos ke semifinal. Gregoria Mariska menutup perjuangan di Asian Games 2022 lalu.


Sebelumnya, badminton ditargetkan mendapatkan tiga medali emas, pada kategori beregu putra, tunggal putra, dan ganda putra. Sayangnya, ketiga kategori tersebut melesat sangat jauh, semua terhenti di perempat final. Beregu putra yang dipimpin oleh Shesar Hiren Rhustavito harus menerima kekalahan dari korea dengan score 3-1, awal pertandingan dimenangkan oleh ginting tetapi kemenangan itu tidak bisa dipertahankan oleh Fajar/Rian, Jonatan, dan pasangan Leo/Daniel. Secara ranking seharusnya Indonesia bisa melaju ke semifinal. Namun, mereka bermain dengan sangat tegang dan tidak bisa menikmati pertandingan yang mengakibatkan tim putra Indonesia kalah. 


Perjuangan di kategori tunggal putra terhenti setelah Ginting kalah dengan wakil Cina, Li Shifeng, dengan skor 13-21 dan 17-21 Ginting harus mengakui lawannya lebih unggul darinya. Sedangkan, peraih medali emas Asian Games 2018 harus puas dengan hasil kekalahan di babak 32 besar. Saat itu Jonatan melawan unggulan dari Cina Taipei yaitu Chou Tien Chen dengan skor 17-21 17-21, lagi-lagi Jonatan tidak bisa bermain lepas. Hal ini sangatlah disayangkan karena kedua unggulan Indonesia itu memiliki peringkat BWF yang sangat baik. Selain itu, jika berkaca pada Asian Games sebelumnya mereka meraih medali perunggu dan emas.


Setelah 61 tahun, Indonesia menurunkan pemain di sektor ganda putra baru kali ini mereka  gagal mendapatkan medali. Dilansir dari twitter @ainurrohman bahwa  prestasi ganda putra di Asian Games dari tahun 1962-2018 sangatlah baik, ganda putra Indonesia telah mendapatkan 8 medali emas, 5 medali perak, dan 8 perunggu. Dan kedudukan ganda putra Indonesia-lah yang tertinggi dalam ajang Asian Games ini. Namun, sejarah itu harus berhenti setelah pasangan Fajar/Rian dikalahkan oleh wakil dari Cina Taipei peraih medali emas olimpiade Tokyo 2020, yaitu Lee Yang/Wang Chilin dengan skor tipis 19-21; 18-21. Padahal, jika dilihat dari head two head mereka Fajar/Rian unggul, terlebih lagi Fajar/Rian merupakan peringkat satu dunia saat ini. Namun, pasangan Fajar/Rian beberapa pertandingan terakhir finish dengan skor yang sangat tipis, dikarenakan mereka kurang sabar dalam menyelesaikan pertandingan.


Pada sektor ganda putri, pasangan Apriani/Fadia terhenti di babak 16 besar. Pada game pertama pasangan ini memutuskan untuk Retired dikarenakan Apriani yang cedera. Apriani/Fadia merupakan salah satu pasangan unggulan karena terbukti mereka sering menang dengan pemain-pemain unggulan asia maupun dunia. Padahal, mereka terhitung pasangan yang cukup baru. Tetapi saat performa Apri/Fadia sedang diatas awan Apriani mengalami cedera di bahu.


Asian Games 2022 ini merupakan kali pertama pelatih Herry IP mendampingi sektor ganda campuran sebelumnya ia sangat sukses mendampingi pemain-pemain dari sektor ganda putra. Tetapi sayang debut coach Herry IP harus terhenti di babak 16 besar. Hal itu pastinya akan menjadi evaluasi awal untuk coach Herry kedepannya dalam mendampingi ganda campuran. Rinov/Mentari terhenti oleh unggulan Jepang, yaitu Yuta/Arisa.


Gregoria merupakan penutup perjuangan Indonesia di cabang bulutangkis. Ia bermain dengan penuh tekanan, karena medali untuk bulutangkis Indonesia bertumpu kepadanya. Tekanan itu terbawa hingga lapangan yang mengakibatkan permainan yang kurang baik.


Dengan hasil yang buruk di Asian Games tahun ini pastinya akan menjadi evaluasi besar-besaran untuk PBSI. Ditambah olimpiade paris 2024 semakin dekat. Mereka harus membenahi para atlet dengan waktu yang singkat. Akankah PBSI dapat membenahi para atletnya kurang dari satu tahun?


Komentar